Minggu, 04 Maret 2012


Gejala Diatropisme, Vulkanisme dan sebaran Gunung Api


Bentuk muka bumi dipengaruhi oleh gerakan-gerakan kerak bumi berupa pelengkungan, patahan, pelipatan dan retakan. Akibat gerakan-gerakan tersebut, maka terjadi perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Proses perubahan bentuk muka bumi yang yang menghasilkan bentukan baru melalui gejala pelekungan, pelipatan, patahan dan retakan disebut diatropisme. 

Pelengkungan (warpring)
Lapisan batuan yang baru terbentuk cenderung mendatar. lapisan ini bila mendapat tekanan vertikal tidak merata akan membentuk struktur batuan yang melengkung. pelengkungan dapat mengarah ke atas yang di sebut kubah (dome) dan dapat pula mngearah ke bawah yang di sebut cekungan (basin)



Lipatan
Struktur lipatan terbentuk apabila lapisan kulit bumi mengalami tekanan lemah, tekanan ini dapat dinetralisir oleh sifat plastis batuan dan berlangsung dalam waktu yang lama. Akibat tekanan tersebut lapisan yang semula mendatar (horizontal) akan terlipat-lipat. Bentuk lipatan antara lain: lipatan tegak, lipatan miring, lipatan simetris dan lipatan rebah.


Patahan


Struktur patahan terbentuk apabila tekanan cukup kuat sehingga tidak dapat dinetralisir oleh sifat elastis batuan. 


Berdasarkan arah gerak blok batuan di sepanjang bidang patahan dikenal tipe - tipe patahan, yaitu :

Normal Fault 
Patahan yang arah gerak blok batuannya mengikuti arah gaya berat yaitu ke bawah sepanjang bidang patahan. 

Reverse Fault atau Thurst Fault
Patahan yang arah gerak batuannya berlawanan dengan gerak normal fault, yaitu mengarah ke atas. 

Strike-Slip Fault atau Transcurrent Fault
Patahan yang gerak blok batuannya mendatar sepanjang bidang patahan. 

Obligue- Slip Fault
Patahan yang arah gerak blok batuannya saling menjauhi dalam arah mendatar atau arah lain sehingga membentuk jurang yang lebar 

Rotational Fault
Patahan yang arah gerak blok batuannya memutar pada bidang patahan. 
Bentukan akibat patahan ini adalah : 
Graben adalah lapisan tanah yang lebih rendah dari tanah di sekitarnya karena terjadi patahan. 
Horst adalah lapisan tanah yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya karena terjadi patahan.



VULKANISME DAN SEBARAN GUNUNG API


Jenis-jenis gunung api 
Menurut bentuknya, ada beberapa jenis gunung api. 

Gunung api perisai
bentuknya seperti perisai, lerengnya sangat landai, terbentuk karena erupsi efusif magma cair dan encer yang mengalir dan membeku secara lambat yang bentuknya seperti perisai 

Gunung api maar
bentuknya seperti trapesium, terbentuk karena erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dengan letusan hanya sekali sehingga terbentuklah lubang besar (kawah/maar) 

Gunung api strato
bentuknya seperti kerucut dan berlapis, terbentuk karena erupsi efusif dan eksplosif dengan beberapa kali letusan yang kuat.

Jumlah gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah dan sejak awal abad ke XVII, 70 buah diantaranya sering meletus.



Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:


Tipe Hawaiian
yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana

Tipe Strombolian
erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua

Tipe Plinian
merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar

Tipe Sub Plinian
erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit; 

TipeUltra Plinian
erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa; 

Tipe Vulkanian
erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik 

Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian
kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api

Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan :

Sirkum Mediteran
berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa), Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep. Andaman,tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.

Sirkum Pasifik
rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara), tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Pulau 
Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.

sumber :
http://tinon-geografi.blogspot.com/2010/10/gejala-diastropisme-dan-vulkanisme.html
http://wijayageografi.blogspot.com/2010/05/gejala-diastropisme-dan-vulkanisme.html

Tidak ada komentar: